Friday, January 3, 2014

Reminiscing 2013 (part2)

Juli

Pertama kali datang ke kawinan orang Jepang. Ada teman lab yang menikah, semua anak-anak lab di undang ke resepsinya di restoran di dekat stasiun Tokyo. Masih ingat hebohnya menyiapkan mau pakai baju apa, beli sepatu di seibu ikebukuro, dan minta bantuan teman buat menjahitkan rok dari bahan tenun bali. Dasar tidak terbiasa pakai high heels, sepatu cantik yang sudah dibeli mahal malah akhirnya ditenteng. Saya pulang nyeker jalan kaki dari stasiun Kasuga ke apato. Sakitnya nggak tahan!

Sepatu cantik, tapi pulang nyeker

Bulan ini cuaca makin panas pas banget mulai bulan puasa. Seminggu pertama puasa cuaca sangat tidak bersahabat. Panas, lembab, nggak ada angin. Benar-benar cobaan iman.

Agustus

Bulan yang sangat ditunggu-tunggu. Liburan musim panas akhirnya datang juga!! Sensei berbaik hati memberikan libur maksimal tiga minggu selama bulan ini. Saya memilih untuk full ke kampus selama seminggu pertama sampai hari raya Idul Fitri. Habis sholat Ied di SRIT (Sekolah Republik Indonesia Tokyo) di Meguro, saya masih masuk lab setengah hari. Lalu blasss, libur sampai akhir bulan.

Saya dan hubby selama liburan ini menjelajah Hokkaido. Mulai dari Hakkodate, Otaru, Sapporo, Biei, dan Furano. Seru banget! Saking berkesannya, kami merencanakan untuk kembali ke Hokkaido di liburan musim panas tahun depan.

Pemandangan di Biei, Hokkaido

Kembali ke Tokyo, kita berdua masih sempat menikmati liburan di Tokyo dan sekitarnya. Hubby akhirnya lulus ujian SIM mobil setelah ujian praktik yang kedua kalinya. Kita sewa mobil ke Toyota rental car dekat rumah, untuk mencoba menjelajah daerah Kanto melewati Nihon Romantic Road. Dari Tokyo menuju arah Nagano, mampir di Karuizawa, menginap di Kusatsu Onsen Gunma, ke Nikko, lalu kembali ke Tokyo. Total perjalanan 515 km selama 2 hari.

Rute jalan-jalan via Nihon Romantic Road


September

Kembali ke rutinitas di kampus. Bersama teman-teman lab, saya sempat ke Tokyo Disneysea di hari jumat malam. Kami beli tiket after 6. Hanya dengan 3300 yen bisa menikmati Tokyo DisneySea dari jam 6 sore sampai tutup jam 10 malam. Untung pergi dengan teman yang sudah hapal DisneySea di luar kepala, selama 3,5 jam disana kita berhasil naik 7 wahana.

After 6 passport, Tokyo DisneySea


Di bulan ini saya juga berulang tahun. Khusus tahun ini untuk hadiah ultah saya minta dibelikan tas branded ke hubby. Karena kita berdua nggak ngerti tentang dunia tas cewek, saya minta bantuan teman untuk memilihkan tas di Matsuya Ginza. Dan akhirnya.. saya punya satu tas andalan, warna merah menyala merek Kate Spade. Sungguh cinta deh sama tas ini. Walaupun sempat naksir dengan Prada yang warnanya merah juga, tapi liat harganya yang berkali-kali lipat, nggak mau!! Mending duitnya dipake buat jalan-jalan ke Hokkaido lagi.

Oktober

Pertama kali nonton pertandingan baseball liga mahasiswa dengan teman-teman lab. Acara nonton bareng ini juga karena diajak oleh sensei yang hobi banget nonton baseball. Kita serombongan nonton di bangku cheerleader. Jadi harus ikutan teriak-teriak menyemangati tim baseball kampus. Bisa lihat langsung gimana cheerleader jepang beraksi. Istimewanya cheerleader di Jepang, tim intinya bukan cewek-cewek seksi, tapi cowok-cowok berseragam hitam, dengan semangat membara tanpa henti bersorak sorai non-stop selama pertandingan.

November

Mulai masuk musim gugur. Saya sempat ke Nikko saat long weekend, yang ternyata hanya mendapati macet panjang di sana. Sisanya hanya menikmati warna-warni musim gugur di Tokyo saja.

Awal bulan lumayan sibuk mempersiapkan pertunjukan angklung di acara international day di kampus. Habis pertunjukkan, ada party yang cukup menyenangkan. Party yang menyenangkan buat saya artinya banyak makanan yang bisa dimakan (halal), dan ketemu dengan orang-orang baru yang menarik. Di sini saya ketemu lagi dengan mas-mas cheerleader di pertandingan baseball bulan lalu, yang juga jadi pengisi acara. Kita sempat ngobrol tentang latihan rutin mereka yang ternyata berat. Yah.. apa sih yang nggak berat di Jepang ini.

Berdua hubby, kita mengunjungi Tokyo Motor Show di Odaiba. Pameran ini katanya termasuk pameran otomotif yang bergengsi di dunia. Sayangnya kita datang saat weekend, pengunjung datang berlimpah ruah. Bukannya liat mobil dan motor, yang ada cuma liat orang. Setelah hubby beres liat motor favoritnya, kita cabut pulang.

Tokyo Motor Show, Odaiba


Desember

Awal bulan di buka dengan nonton konser Bon Jovi di Tokyo Dome. Karena lokasinya dekat banget dari apato, rasanya tidak seperti habis nonton artis rock kelas dunia. Dari apato cuma sepedaan 5 menit, parkir sepeda, masuk gedung pertunjukan. Tiga jam kemudian konser selesai, semua penonton keluar dengan tertib, ambil sepeda, gowes lagi. Sampai di apato kita berdua masak untuk makan malam. Kayak nggak ada usahanya gitu buat nonton konser, hehe. Konsernya sendiri keren banget. Yah namanya aja Bon Jovi. Suara si om Jon keren, persis seperti dengerin lagunya di CD. Saya nonton sambil nangis bahagia, akhirnya bisa liat langsung band ini main live.

Konser Bon Jovi, Tokyo Dome

Hubby katanya pengen memotret gunung Fuji yang bagian atasnya bersalju. Jadi kita berdua sewa mobil lagi ke Toyota rental car, cabut ke Kawaguchiko di Yamanashi. Karena lumayan dekat, nggak pake acara menginap. Lumayan menghemat duit buat hotel. Kali ini mobilnya kita coba pake Toyota Prius. Cobain mobil hybrid, memang hemat bensin banget. Dan nggak ada suara mesinnya sama sekali, yang sebenarnya agak bahaya menurut saya. Buat orang yang tidak terbiasa jadi nggak tau mesin mobilnya nyala atau tidak.

Gunung Fuji, awal musim dingin

Akhir bulan cuaca makin dingin. Saya kedinginan nggak karuan, yang membuat kita beli heater satu lagi, jenis gas heater supaya tidak makin boros listrik (tapi boros gas). Akhir tahun, saat liburan saya kena alergi yang entah dari mana. Bintik-bintik merah menyebar, awalnya cuma di tangan, lalu punggung, perut, dan sampai ke kaki. Gatalnya nauzubillah. Bikin saya garuk-garuk kayak monyet selama 3 hari. Saat ini sudah tahun baru, saya masih tahap penyembuhan. Jadi libur seminggu tahun baru ini sangat spesial. Bukan diisi dengan jalan-jalan, tapi dengan garuk-garuk.

Gas heater untuk menghadapi musim dingin


Mudah-mudahan tahun 2014 selalu diberi kesehatan, dan bisa lebih banyak jalan-jalan. Dan yang penting banget nih, semoga riset di lab berjalan lancar, bisa ikut conference, dan publish paper. Amien.. amien.. amien!!!

Thursday, January 2, 2014

Reminiscing 2013 (part 1)

Tak terasa tahun 2013 sudah pergi. Banyak hal yang terjadi di tahun ini. Alhamdulillah hal yang menyenangkan lebih banyak dari yang mengecewakan. Mari kita rekap apa yang terjadi dalam setahun kemarin.

Januari

Yang paling diingat bulan ini adalah hujan salju di pertengahan bulan. Salju menumpuk sangat tebal di jalan, dan masih terlihat sampai 2 minggu setelahnya. Sebenarnya Tokyo jarang bersalju di musim dingin. Kalaupun ada salju, paling cuma sedikit. Salju tebal bulan ini sangat tidak biasa.

Salju tebal yang tidak biasa di Tokyo, Januari 2013

Di akhir bulan, saya dan hubby sempat jalan-jalan ke Yudanaka di prefektur Nagano. Tujuannya untuk melihat monyet salju yang suka berendam di kolam air panas. Para monyetnya lucu, terlihat sangat menikmati hangatnya kolam. Sedangkan saya hampir beku kedinginan menemani hubby yang sibuk motret si monyet. Kami menginap di ryokan Shimaya yang sederhana dan nyaman. Pengalaman tak terlupakan disini adalah berendam di onsen pribadi, outdoor, sambil menikmati pemandangan desa dari atas tebing.

Monyet berendam di onsen, Yudanaka, Nagano


Februari

Bulan ini saya ujian masuk program doktor. Ujian tertulisnya, yahh begitulah. Saya tidak begitu yakin. Untungnya di ujian oral, sensei sangat membantu dalam mempersiapkan bahan presentasi. Jadi presentasi dan tanya jawab berjalan mulus, dan saya bisa lulus dengan nilai baik.

Maret

Di kampus saya mulai belajar teknik eksperimen dari mahasiswa senior. Juga jadi lebih berinteraksi dengan teman-teman di lab.

Bulan ini sempat mengunjungi museum Fujiko F. Fujio, atau lebih dikenal sebagai museum doraemon, bersama teman-teman PPI Todai (Pelajar Indonesia di Tokyo Daigaku/Univ. of Tokyo). Lalu mendadak besoknya dapat traktiran ke Disneyland. Seru sih, tapi sayangnya cuaca tidak mendukung. Sedang ada badai pasir dari Cina, sehingga banyak pertunjukkan outdoor yang dibatalkan hari itu, termasuk parade karakter Disney.

Doraemon di Fujiko F. Fujio Museum

It's a small world, Tokyo Disneyland


April

Di bulan ini Tokyo sedang di saat tercantiknya. Bunga sakura mulai mekar. Orang-orang sibuk hanami di taman. Saya dan hubby juga sibuk koen-hopping: mengunjungi satu taman ke taman lainnya. Yang paling sering tentu saja ke Taman Ueno, yang paling dekat dari apato. Taman Ueno sepertinya memang dirancang untuk musim semi. Banyak pohon sakura beraneka jenis, dibawahnya orang ramai menggelar tikar sambil mengobrol dan minum sake. Selain ke Ueno, kita juga ke Inokashira Koen di barat Tokyo, Shinjuku Gyoen, Sumida Koen di Asakusa, taman kecil dekat Kudanshita, dan deretan sakura dekat stasiun Iidabashi. Saya ganti sepeda yang lebih bagus supaya tidak ketinggalan jauh terus kalau sepedaan keliling kota bareng hubby.

Sakura di Ueno Koen

Inokashira Pond di Inokashira Koen


Sensei mengajak mahasiswa asing menonton liga baseball professional, Yomiuri Giant (Tokyo) vs Chunichi Dragons (Nagoya) di Tokyo Dome. Tempat duduknya jauuuhh banget diatas. Sebenarnya detail permainan tidak terlihat jelas. Tapi atmosfer pertandingan cukup terasa. Apalagi tim tuan rumah (Yomiuri Giant) menang, membuat penonton makin gegap gempita, dan sensei jadi manyun karena dia mendukung tim lawan yang kalah telak.

Akhir bulan dapat ajakan mengunjungi Edo Wonderland di Nikko bersama teman-teman Indonesia. Pengalaman seru melihat bagaimana kehidupan Jepang di masa dulu, saat masih ada ninja dan samurai.

Mei

Bulan Mei untuk anggota PPI Todai artinya adalah kesibukan menyiapkan Gogatsusai, atau festival bulan Mei. Festival ini diadakan tiap tahun di kampus Hongo. Dan tiap tahun juga PPI Todai jualan soto disini yang sudah terkenal dan selalu laris manis. Apato kami karena lokasinya paling dekat dari kampus dijadikan basecamp untuk menyiapkan bahan makan dan menyimpan perlengkapan.

Perjalanan yang lumayan jauh bulan ini yaitu ke Ibaraki, ke taman Hitachi kaihin koen.  Bunga yang mekar di bulan Mei adalah Nemophilla yang berwarna biru, ditanam di lahan yang sangat luas di taman ini.

Taman Nemophilla di Hitachi Kaihin Koen, Ibaraki

Juga ada trip dengan anggota lab, termasuk semua sensei, ke Shizuoka. Seperti biasa, tiap kali acara lab pasti tak lepas dari minum sake dan teman-temannya. Stok sake tak putus-putusnya sewaktu party setelah makan malam. Besoknya lanjut ke beer garden. Bahkan kami juga mengunjungi pabrik whisky Kirin. Saya yang nggak ikutan minum saja sudah puyeng liat mereka minum alkohol nggak berhenti. Tapi tetep, walaupun mabok, orang jepang selalu sopan dan menjaga sikap. Sungguh hebat sekali, ckckck..

Juni

Tokyo mulai panas di bulan ini. Saya dan hubby pindah ke apato baru, yang hanya berjarak 300 meter dari apato lama. Karena tidak jauh, pindahan hanya menggunakan troli bolak-balik dibantu teman-teman. Banyak alasan kenapa pindah, yang jelas kami lebih puas dengan apato yang sekarang terutama karena lebih terang, dan kualitas bangunan lebih bagus. Jarak ke kampus jadi sedikit lebih dekat.  Dari apato yang dulu ke kampus sepedaan 5 menit, sekarang jadi 4 menit. Lumayan hemat 1 menit, hehe.