Ini blog sudah berbulan-bulan terbengkalai. Postingan
terakhir tentang trip ke Nagano di musim dingin. Dan sekarang sudah musim panas
aja.
Setelah dari Nagano sebenarnya saya dan hubby sempat
jalan-jalan ke beberapa tempat selama musim semi. Terutama untuk melihat bunga sakura.
Tapi ya begitulah, nggak sempat ditulisin. Sok sibuk :P
Musim panas ini saya dapat jatah liburan yang lumayan lama.
Kesempatan ini kami gunakan untuk merencanakan liburan selama seminggu ke
tempat yang agak jauh, yaitu ke Hokkaido, tempat liburan favorit saya di
Jepang.
Karena bersamaan dengan liburan Obon, saatnya orang Jepang
mudik ke kampung halaman, perjalanan ini jadi agak ribet persiapannya. Tiket
kereta banyak yg sudah sold out. Hotel juga penuh. Untung hotel untuk empat
hari pertama sudah saya cicil pesan via booking.com (sejauh ini jadi website
favorit untuk pemesanan hotel). Sedangkan 3 hari berikutnya baru diputuskan
beberapa hari sebelum berangkat. Ya terima nasib selama 2 malam menginap di
pension sederhana yang harganya sudah mahal. Sedangkan untuk malam terakhir
kami berdua menginap di camping ground, pengalaman yang seru banget. Detailnya
akan saya ceritakan di postingan terpisah.
Secara umum perjalanan kami dari Tokyo, saya dan hubby
berangkat ke Hokkaido menggunakan shinkansen (bullet train) menuju Shin-Aomori.
Lalu menyeberang ke Hokkaido dengan kereta Super Hakucho yang melewati
terowongan bawah laut Seikan Tunnel menuju Hakodate. Menginap semalam di
Hakodate, trus lanjut ke Otaru, berikutnya ke Sapporo, Biei, dan terakhir
Furano.
Untuk transportasi selama di Hokkaido kita berdua
menggunakan kereta, yang jadwalnya sangat jarang dibandingkan dengan jadwal
kereta di Tokyo. Sempat berencana menyewa mobil supaya perjalanan lebih nyaman
dan fleksibel. Tapi gara2 hubby gagal ujian SIM seminggu sebelum berangkat.
Jadi terpaksa deh pakai kereta.
Kereta lokal di Ikutora
Tapi sepertinya gagal ujian
SIM ini jadi berkah juga, karena kita jadi punya pengalaman menikmati
bermacam kereta di Hokkaido. Mulai dari super express yang nyaman mirip
shinkansen, sampai kereta lokal yang gerbongnya cuma satu, dan masinis kereta
sekalian jadi petugas tiket. Stasiun kereta juga nggak semuanya ada petugasnya.
Dan lokasinya pun ada ditengah persawahan.
Dari semua tempat yang kita kunjungi di Hokkaido kemaren,
Biei dan Furano jadi tempat favorit saya. Otaru juga bagus banget sebagai kota
pelabuhan dengan kanalnya yang cantik. Di Sapporo lebih untuk istirahat dan
makan, karena hotelnya lebih murah di banding tempat lain di Hokkaido.
Sedangkan di Biei kita keliling menggunakan sepeda sewaan menikmati pemandangan
alam yg cantiknya kebangetan seperti di lukisan. Lalu yang terakhir di Furano,
tepatnya di Minami Furano (Furano Selatan) saya dan hubby sempat mencoba
rafting di sungai yang super jernih, lalu leyeh-leyeh sambil menikmati pemandangan
di camping ground di pinggir danau Kanayama.
Biei and Furano: the most beautiful villages in Japan
Seminggu di Hokkaido sebenernya belum puas. Kemaren tidak
sempat ke Shiretoko di paling timur Hokkaido. Juga kita juga ingin mengunjungi
Wakkanai, poin paling utara di Jepang, yang sedikit lagi nyebrang bisa sampai
ke Rusia (kalau punya visa).