Januari
Yang
paling diingat bulan ini adalah hujan salju di pertengahan bulan. Salju menumpuk
sangat tebal di jalan, dan masih terlihat sampai 2 minggu setelahnya.
Sebenarnya Tokyo jarang bersalju di musim dingin. Kalaupun ada salju, paling
cuma sedikit. Salju tebal bulan ini sangat tidak biasa.
Salju tebal yang tidak biasa di Tokyo, Januari 2013
Di
akhir bulan, saya dan hubby sempat jalan-jalan ke Yudanaka di prefektur Nagano.
Tujuannya untuk melihat monyet salju yang suka berendam di kolam air panas. Para
monyetnya lucu, terlihat sangat menikmati hangatnya kolam. Sedangkan saya hampir
beku kedinginan menemani hubby yang sibuk motret si monyet. Kami menginap di
ryokan Shimaya yang sederhana dan nyaman. Pengalaman tak terlupakan disini
adalah berendam di onsen pribadi, outdoor, sambil menikmati pemandangan desa
dari atas tebing.
Monyet berendam di onsen, Yudanaka, Nagano
Februari
Bulan
ini saya ujian masuk program doktor. Ujian tertulisnya, yahh begitulah. Saya tidak
begitu yakin. Untungnya di ujian oral, sensei sangat membantu dalam mempersiapkan
bahan presentasi. Jadi presentasi dan tanya jawab berjalan mulus, dan saya bisa
lulus dengan nilai baik.
Maret
Di kampus saya mulai belajar teknik eksperimen dari mahasiswa
senior. Juga jadi lebih berinteraksi dengan teman-teman di lab.
Bulan
ini sempat mengunjungi museum Fujiko F. Fujio, atau lebih dikenal sebagai
museum doraemon, bersama teman-teman PPI Todai (Pelajar Indonesia di Tokyo
Daigaku/Univ. of Tokyo). Lalu mendadak besoknya dapat traktiran ke Disneyland.
Seru sih, tapi sayangnya cuaca tidak mendukung. Sedang ada badai pasir dari
Cina, sehingga banyak pertunjukkan outdoor yang dibatalkan hari itu, termasuk
parade karakter Disney.
Doraemon di Fujiko F. Fujio Museum
It's a small world, Tokyo Disneyland
April
Di
bulan ini Tokyo sedang di saat tercantiknya. Bunga sakura mulai mekar.
Orang-orang sibuk hanami di taman. Saya dan hubby juga sibuk koen-hopping:
mengunjungi satu taman ke taman lainnya. Yang paling sering tentu saja ke Taman
Ueno, yang paling dekat dari apato. Taman Ueno sepertinya memang dirancang
untuk musim semi. Banyak pohon sakura beraneka jenis, dibawahnya orang ramai
menggelar tikar sambil mengobrol dan minum sake. Selain ke Ueno, kita juga ke Inokashira
Koen di barat Tokyo, Shinjuku Gyoen, Sumida Koen di Asakusa, taman kecil dekat
Kudanshita, dan deretan sakura dekat stasiun Iidabashi. Saya ganti sepeda yang
lebih bagus supaya tidak ketinggalan jauh terus kalau sepedaan keliling kota
bareng hubby.
Sakura di Ueno Koen
Inokashira Pond di Inokashira Koen
Sensei
mengajak mahasiswa asing menonton liga baseball professional,
Yomiuri Giant (Tokyo) vs Chunichi Dragons (Nagoya) di Tokyo Dome. Tempat
duduknya jauuuhh banget diatas. Sebenarnya detail permainan tidak terlihat
jelas. Tapi atmosfer pertandingan cukup terasa. Apalagi tim tuan rumah (Yomiuri
Giant) menang, membuat penonton makin gegap gempita, dan sensei jadi manyun
karena dia mendukung tim lawan yang kalah telak.
Akhir
bulan dapat ajakan mengunjungi Edo Wonderland di Nikko bersama teman-teman Indonesia.
Pengalaman seru melihat bagaimana kehidupan Jepang di masa dulu, saat masih ada
ninja dan samurai.
Mei
Bulan
Mei untuk anggota PPI Todai artinya adalah kesibukan menyiapkan Gogatsusai,
atau festival bulan Mei. Festival ini diadakan tiap tahun di kampus Hongo. Dan
tiap tahun juga PPI Todai jualan soto disini yang sudah terkenal dan selalu
laris manis. Apato kami karena lokasinya paling dekat dari kampus dijadikan
basecamp untuk menyiapkan bahan makan dan menyimpan perlengkapan.
Perjalanan
yang lumayan jauh bulan ini yaitu ke Ibaraki, ke taman Hitachi kaihin koen. Bunga yang mekar di bulan Mei adalah Nemophilla
yang berwarna biru, ditanam di lahan yang sangat luas di taman ini.
Taman Nemophilla di Hitachi Kaihin Koen, Ibaraki
Juga
ada trip dengan anggota lab, termasuk semua sensei, ke Shizuoka. Seperti biasa,
tiap kali acara lab pasti tak lepas dari minum sake dan teman-temannya. Stok
sake tak putus-putusnya sewaktu party setelah makan malam. Besoknya lanjut ke
beer garden. Bahkan kami juga mengunjungi pabrik whisky Kirin. Saya yang nggak
ikutan minum saja sudah puyeng liat mereka minum alkohol nggak berhenti. Tapi
tetep, walaupun mabok, orang jepang selalu sopan dan menjaga sikap. Sungguh
hebat sekali, ckckck..
Juni
Tokyo
mulai panas di bulan ini. Saya dan hubby pindah ke apato baru, yang hanya
berjarak 300 meter dari apato lama. Karena tidak jauh, pindahan hanya
menggunakan troli bolak-balik dibantu teman-teman. Banyak alasan kenapa pindah,
yang jelas kami lebih puas dengan apato yang sekarang terutama karena lebih
terang, dan kualitas bangunan lebih bagus. Jarak ke kampus jadi sedikit lebih
dekat. Dari apato yang dulu ke kampus sepedaan 5 menit, sekarang jadi 4 menit. Lumayan hemat 1 menit, hehe.
No comments:
Post a Comment